JALURTUJUH.com – Rekor memasak tanpa henti dipegang Hilda Baci dikonfirmasi. Upaya koki asal Nigeria untuk memecahkan rekor memasak tanpa henti secara resmi diakui oleh Guinness World Records.
Hilda Baci menjadi sensasi setelah memasak selama empat hari pada bulan lalu.
Dia memasak selama 100 jam – dan diperbolehkan istirahat lima menit setiap jam.
Namun, Guinness World Records mencatat rekornya sebanyak 93 jam 11 menit, mengurangi tujuh jam karena dia mengambil istirahat lebih lama dari yang diizinkan satu kali.
Dia tetap mengalahkan rekor sebelumnya, lebih dari lima jam yang ditetapkan di Rewa, India Tengah pada tahun 2019 oleh juru masak India, Lata Tondon.
Baci, 27 tahun, menggunakan lebih dari 100 hidangan berbeda mulai dari saat dia menghidupkan kompornya pada pukul 15:00 GMT pada hari Kamis 11 Mei. Dia berhenti memasak pada hari Senin berikutnya.
Tidak ada petugas Guinness World Records yang hadir di acara tersebut di daerah mewah Lekki di Lagos, tetapi mereka memantau rekaman yang telah direkam dari kamera CCTV.
Baci sebagian besar memasak makanan Nigeria, seperti nasi jollof, serta berbagai jenis nasi dan pasta, dan juga membuat akara – makanan jalanan populer yang terbuat dari kacang tumbuk yang digoreng. Makanan itu dibagikan kepada tamu yang diundang.
Menurut aturan Guinness World Records, dia diperbolehkan memiliki satu asisten pada satu waktu dan hanya diizinkan menggunakan toilet atau tidur sepanjang istirahatnya.
Setelah sesi memasak maratonnya, dia mengatakan apa yang memotivasi melakukan ini, “Saya hanya tahu bahwa saya perlu melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan untuk menonjolkan diri saya, menonjolkan Nigeria, menonjolkan perempuan Afrika muda.”
Baci mengalami kelelahan fisik dan diberikan kompres dingin di kepala dan pijatan kaki selama istirahatnya. Seorang asisten medis juga memeriksa tanda-tanda vitalnya.
Upayanya menarik perhatian politisi dan selebriti datang untuk memberikan semangat.
Baci bukan orang asing dalam acara kompetisi memasak. Pada 2021, dia mengalahkan peserta lain di edisi perdana “Jollof Faceoff”, termasuk saingan Ghana di final, untuk meraih gelar versi terbaik dari hidangan nasi pedas yang sengit dari Afrika Barat.
Dia mengatakan bahwa hasratnya dalam memasak terinspirasi oleh teknik memasak ibunya dan bahwa resep-resepnya adalah buatan sendiri.
